Progam Aplikasi Gelas Batik oleh Siti Zumrotul Arifah, S.Pd., M.Pd.
Senin,
04 Nopember 2024
~ Oleh admin ~ Dilihat 3084 Kali
SMA Negeri 1 Karangmojo merupakan salah satu sekolah penggerak angkatan 1 yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki 21 rombongan belajar dengan jumlah siswa 749 orang. Sejak tahun ajaran 2021-2022, SMAN 1 Karangmojo menerapkan kurikulum merdeka. Dalam implementasinya, salah satu fokus yang dilakukan adalah meningkatkan budaya literasi bagi siswa melalui gerakan literasi sekolah.
Gerakan literasi sekolah dicanangkan sejak bulan Maret 2016, sebagai implementasi dari Permendikbud nomor 21 tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan Karakter di Sekolah, salah satunya terkait dengan budaya literasi. Seiring dengan perkembangan zaman, digitalisasi dan teknologi memberikan dampak di dalam budaya literasi. Siswa cenderung lebih memilih literasi dengan gawainya daripada melihat buku. Bahkan siswa bisa berjam-jam melihat dan menikmati gawainya. Maka dari itu, perlu inovasi dari sekolah untuk membuat gerakan literasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Kegiatan penguatan literasi di SMAN 1 Karangmojo sudah dilaksanakan dengan melakukan pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran. Namun, berdasarkan evaluasi yang dilakukan secara berkala, kegiatan tersebut masih kurang efektif. Salah satu buktinya adalah minat baca siswa masih perlu ditingkatkan. Meskipun kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran telah menjadi rutinitas, minat baca siswa cenderung masih kurang. Banyak siswa yang hanya membaca sebagian kecil dari buku yang disediakan atau bahkan sekadar membuka-buka halaman. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan membaca belum menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi mereka.
Kurangnya variasi dalam kegiatan literasi juga menjadi permasalahan. Kegiatan membaca yang monoton dan repetitif membuat siswa cepat merasa bosan dan kehilangan minat. Laporan literasi yang masih berfokus pada buku fisik juga seringkali menjadi beban bagi siswa dan guru. Kegiatan literasi yang masih minim dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) belum memantik minat siswa, berbeda dengan munculnya berbagai perangkat digital dan media sosial yang lebih menarik perhatian siswa dibandingkan membaca buku. Kurangnya diferensiasi dalam program literasi juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Setiap siswa memiliki minat dan kemampuan yang berbeda-beda. Program literasi yang bersifat seragam tidak dapat mengakomodasi kebutuhan dan minat yang beragam ini. Akibatnya, hasil literasi siswa pun menjadi tidak optimal dan tidak merata. Dampak dari berbagai permasalahan tersebut adalah hasil literasi siswa yang belum maksimal. Hal ini tercermin dari hasil rapor pendidikan yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa masih perlu ditingkatkan.
Link download Gelas Batik